Tuesday, April 1, 2014

#Akurapopo

          Bagi saya, stress itu sederhana. Lihat temen-temen seangkatan udah banyak yang lulus, dan saya masih mikirin chapter 3, yeah #akurapopo. Dan malam ini, stress saya datang lagi. Chapter 3 yang masih terbengkalai dalam satu folder, dan hanya 20% done. Kertas referensi yang menumpuk di sudut kamar tanpa saya buka, bukan karena saya tak ingin tapi saya hanya tidak tahu apa yang harus saya tulis. jika saya mulai dengan statement salah satu expert, saya harus punya beberapa expert lagi untuk mendukung statement itu. Ah, skripsi memang tak segampang ngerjain makalah di awal semester.

          Stress itu sederhana. Kuliah yang seharusnya bisa diselesaikan selama 4 tahun, malah harus molor setahun lagi.
Mata kuliah habis. SKS memenuhi. IPK lebih dari 3.00. Lalu apa yg ditunggu? Ah, andaikan implementation bisa berjalan sejajar dengan planning. Mungkin satu semester tak akan terbuang sia-sia.

           Lagi-lagi, stress itu sederhana. Semangat ngerjain chapter 3, ngetik dengan semangat juang '45 dan ternyata ada referensi yang kurang. Tanya sana sini, dan nggak ada yang punya. Putus asa? tidak. Malas? Sedikit. Stress? Pasti.

           Stress itu sederhana. Respondent yang harus diganti karena kenaikan kelas atau bisa saja kurrikulum yang diganti. Ah, andaikan skripsi saya tidak harus berkaitan dengan pendidikan *lagi-lagi mimpi*.

          Dan ini stress yang sederhana. Ibuk telepon dan bertanya, "Skripsinya sampe bab berapa? Satu semester bisa selesai?" Tak ada tuntutan atau omelan panjang karena skripsi yang belum rampung. Tak ada tekanan ataupun rasa marah dari seberang sana. Tapi otak saya berpikir keras. Ibuk, anakmu masih tambeng ya? Maaf.

          Mungkin, suatu hari satu stress akan datang, tepat pada waktunya. Ketika saya nanti wisuda dan keluar dari gedung. Akan ada pertanyaan yang menggantung dalam otak saya. Akan ada PR yang menumpuk dalam hidup saya. Dan akan ada perjuangan pastinya.

          Stress itu benar-benar sederhana bukan? "Mau ngapain habis wisuda? Mau kerja apa? Kerja dimana?" Ah, sudahlah.


1 comment:

  1. Curhat terselubung
    If you're missed a reference then just ignore it. There are so many of our friends who had uncomplete reference, include me, but we could make it.
    Chapter 3 is the second easiest chapter after chapter 5. You use car and there are sooooo many researches that used that metode.
    Just do it when you still have friends and family who support you. Don't make any excuse to escape from that duty.

    ReplyDelete