Wednesday, June 26, 2013

The Dialect of Bojonegoro

Bojonegoro is one of small cities in East Java. It's located next to Lamongan and Tuban. Although it's small city, Bojonegoro also has some cultures, tourism objects, and some dialects. In this post, I want to tell you about the dialect of Bojonegoro. These are the example of dialect in Bojonegoro:

Sunday, June 23, 2013

7 Reasons You Should NEVER Skip Breakfast

Do you eat breakfast regularly? Many people find that they are often too busy in the morning to have breakfast. Some just say that they aren’t hungry enough when they wake up to want to eat anything substantial. Those who don’t eat breakfast could potentially be doing more harm to their bodies than good. Studies show that there are several important reasons to eat breakfast every single morning, no mater how busy you are and even if you aren’t very hungry. Listed below are 7 reasons to eat breakfast every morning and why it is so vital.

1. People who eat breakfast are actually healthier overall. Some people are under the huge misconception that not eating breakfast saves calories that you can then use throughout the day when you become hungry. This is not true. When you eat a reasonable and healthy breakfast in the morning, you are actually regulating your blood sugar levels. When you don’t eat breakfast in the morning, you may find that you get hungry much more quickly throughout the day because your stomach is empty.

 2. Eating breakfast helps manage weight. If you are looking to lose weight or maintain recent weight loss, eating breakfast is crucial. Eating a small, sensible breakfast will help you curb hunger throughout the day. When you already have good, sustainable food in your system, you are less likely to reach for the junk you may be surrounded by while going about your day.

3. Breakfast gives you energy. If you skip breakfast in the morning, you are essentially running on fumes. You need all the nutrients present in a healthy breakfast to help you perform correctly at work or school. If you don’t eat breakfast in the morning, you may have to wait up to 12 hours since your last meal before you can eat again. Your muscles need glycogen for energy and will end up being depleted if you haven’t eaten anything.

4. Those who eat breakfast in the morning are mentally sharper. Everyone wants to be alert and attentive during the day. Certain breakfast foods have been proven to give you a brain boost and will help you perform your daily duties with a sense of heightened clarity and awareness.
 5. You will miss proper vitamin and nutrient intake if you skip breakfast. So many people who choose to skip breakfast at the start of the day will not make up for the nutrients that they missed by skipping that meal.
6. Of all the 7 reasons to eat breakfast, this next one is probably one of the most important. If you eat breakfast in the morning, you will be less hungry throughout the day. This is especially important for those who are watching their weight and want improved health. Those who eat breakfast are less likely to overeat, and thus consume more calories than necessary, throughout the day. Overeating throughout the later part of the day is directly related to weight gain.

7. Lastly, eating breakfast every morning sets a good example. This is especially important if you are raising a family. With the growing number of health concerns in this country, setting a positive and healthy example for your kids is so crucial to their continued health and awareness as they get older. Show them the importance of healthy nutrition and don’t skip the most important meal of the day: breakfast.

[box] References: jhsph.edu/offices-and-services/student-affairs/_documents/Breakfast
livestrong.com/article/511962-five-reasons-why-you-should-eat-breakfast/
huffingtonpost.com/2012/10/16/health-benefits-breakfast_n_1968248.html
[/box]


Untukmu, dariku



Untukmu.
Pengakuan dari hatiku.

Kamu, yang telah menyita perhatianku lebih dari 3 semester.
Maaf karena sepertinya akhir-akhir ini aku menyusahkanmu, bahkan mungkin membuatmu malu dan enggan mengenalku. Sungguh, aku tak ingin melakukan itu. Jika aku bisa memilih, aku akan lebih memilih menikmati perasaan kagumku terhadapmu sendiri, tanpa berbagi kepada siapapun. 

Kamu, yang terkadang membuat pipiku merah padam.
Maaf, karena aku sudah lancang mengagumimu. Aku tahu, kau sudah berkasih. Berdua dengannya selama 5 tahun. Sungguh aku tak ingin merusak kebahagianmu. Aku hanya ingin mengagumimu, melihatmu diam-diam ketika kau lewat, atau menjelajahi tiap sudut akun facebookmu tanpa sepengetahuanmu. Aku hanya ingin menikmati semua yg kulakukan diam-diam terhadapmu. Maaf juga, karena aku sering berjalan di belakangmu dan menatapmu senang, kagum, ah aku sendiri tak tahu harus kusebut apa rasa yang ada ketika aku melihat kau di balik punggungmu. Tapi yang perlu kau tau. Semua itu sudah membuatku senang.

Tragedi Mei 1998

Saya memang bukan mahasiswa yang akan ikut demonstrasi ketika harga BBM naik, atau demonstrasi terhadap pemerintahan -yang katanya- carut marut, demonstrasi melawan para koruptor yang bisa melenggang bebas meski ia sedang dipenjara. Tapi ketika saya melihat Video tragedi Mei 15 tahun lalu, saya merinding, pasti. Melihat betapa gigihnya mahasiswa untuk memperjuangkan reformasi, menantang peluru-peluru dari pistol para militer, menerjang gas air mata yang disemprotkan untuk mendorong mundur para mahasiswa. Merinding mendengar cerita dari ibu korban yang kehilangan anaknya karena tragedi itu. Merinding melihat video Jogja plaza yang terbakar -atau mungkin dibakar- yang berisi puluhan jiwa yang tidak bersalah, bahkan ada banyak anak kecil disana. Dan tragedi itu seharusnya membuat kita sadar. Banyak jiwa yang terenggut disana, dan seharusnya kita menghargai pengorbanan mereka. Pengorbanan berpuluh-puluh nyawa hanya untuk memperjuangkan reformasi. Seharusnya hari ini kita -mahasiswa- juga harus bisa menghargai perjuangan mereka. Bukan dengan membakar fasilitas publik hanya untuk menunjukkan aksi protes kita, bukan dengan menjarah toko-toko dengan atas nama mahasiswa, tapi dengan berusaha menjadikan negara kita lebih baik, menjadikan negara kita lebih maju jauh dari 15 tahun yang lalu.

Sepenggal video dari kesaksian para orang tua korban dan korban tragedi Mei 1998 disaat Jogja Plasa terbakar. Semoga video itu bisa memberi kita pelajaran berharga, untuk membuat Indonesia lebih baik.

Saya, Mahasiswa Tingkat Akhir

Aku yakin, semua orang bisa berubah. Siapapun, kapanpun. Termasuk aku, kamu, atau bahkan mereka. Akhir-akhir ini aku merasa duniaku berubah. Tidak menjadi lebih baik, lebih buruk, mungkin. Yang aku tahu, sejak tugas akhir menggelayuti pikiranku, tidurku tak lagi teratur. Aku yang biasanya bisa terlelap ketika denting suara besi yang dipukul oleh beberapa orang siskamling berbunyi, kini harus nmengorbankan beberapa jamnya untuk pergi ke warnet. Menembus angin dingin malam di kota kecil ini, Jember. Sebenarnya aku ingin pergi ke warnet siang hari, agar malamnya aku bisa istirahat, meski barang sejam dua jam. Tapi tarif paketan warnet yang murah, membuatku nekat. Menaiki motor tengah malam, menghabiskan malam di warnet, dan kadang harus menolak rasa kantuk agar tetap terjaga.

Tugas akhir memang menghabiskan tenaga, pikiran, dan mungkin bahkan uang. Tidak sedikit dari kami, mahasiswa yang harus merelakan jam tidurnya, merelakan malam mingguan mereka bersama kekasih, atau bahkan merelakan jadwal pulang kampung yang sudah menjadi tradisi tiap weekend atau selama liburan semester. Tugas Akhir membuat mahasiswa tingkat akhir menjadi sangat rajin. Hampir setiap hari, kami harus mengantre untuk menemui Dosen Pembimbing, belum lagi dosen yang jual mahal dan super sibuk, kami harus benar-benar bersikap sabar menghadapi dosen-dosen itu. Pagi-pagi sekali kami harus pergi ke kampus, duduk berjejer menunggu dosen. Kadang harapan kami sia-sia. Dosen bilang akan datang jam 9, tapi tak jarang mereka baru datang pukul 12, atau bahkan tidak datang sama sekali. Dan kami hanya bisa memaki pada diri sendiri, karena kami mengerti pekerjaan dosen tidak hanya membimbing mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi mereka. Dosen juga punya pekerjaan lain. Mereka harus menyiapkan materi untuk perkuliahan mereka, belum lagi mereka harus menyediakan waktu mereka untuk keluarga. Untuk suami, istri, anak, ataupun untuk ibu bapak mereka.

Aku paham, dosen sibuk dengan kehidupan mereka selain dengan bimbingan skripsinya, tapi disisi lain mahasiswa tingkat akhir juga ingin cepat mendapat gelarnya. Dan pada akhirnya, Dosen dan mahasiswa seharusnya harus menciptakan hubungan simbiolis mutualism di waktu yang tepat. Dosen harus berkomitmen dan menyediakan waktunya untuk mahasiswa tingkat akhir, dan mahasiswa harus bisa mengikuti alur yang diciptakan oleh dosen. Karena mereka berkesinambungan.

Sunday, June 2, 2013

Iklan Asuransi yang Mengharukan

Dari judul postingan ini pasti kalian tahu kalau saya akan membahas tentang iklan. Sebenarnya bukan membahas, tapi saya akan menunjukkan satu video yang bisa membuat anda menangis dan terharu. Menurut saya ini bukan iklan sembarang iklan yang selalu menomorsatukan komersial atau daya jual. Iklan ini mengajarkan kita tentang bersyukur. Check this out guys.


There are no perfect fathers, but a father will always loves perfectly.
Remember to care for those who cares for you....

MALIQ & D'essentials - Setapak Sriwedari

Buka facebook temen, dan nggak sengaja nemuin video ini..
saya dengarkan sekali, dan saya jatuh cinta dengan lagunya..
love this song...


Suara hati kita bergema melantunkan nada-nada..... Melagu tanpa berkata seperti syair tak beraksara....