Untukmu.
Pengakuan dari hatiku.
Kamu, yang telah menyita
perhatianku lebih dari 3 semester.
Maaf karena sepertinya
akhir-akhir ini aku menyusahkanmu, bahkan mungkin membuatmu malu dan enggan
mengenalku. Sungguh, aku tak ingin melakukan itu. Jika aku bisa memilih, aku
akan lebih memilih menikmati perasaan kagumku terhadapmu sendiri, tanpa berbagi
kepada siapapun.
Kamu, yang terkadang membuat pipiku merah padam.
Maaf, karena aku sudah lancang mengagumimu. Aku tahu, kau
sudah berkasih. Berdua dengannya selama 5 tahun. Sungguh aku tak ingin merusak
kebahagianmu. Aku hanya ingin mengagumimu, melihatmu diam-diam ketika kau
lewat, atau menjelajahi tiap sudut akun facebookmu tanpa sepengetahuanmu. Aku
hanya ingin menikmati semua yg kulakukan diam-diam terhadapmu. Maaf juga,
karena aku sering berjalan di belakangmu dan menatapmu senang, kagum, ah aku
sendiri tak tahu harus kusebut apa rasa yang ada ketika aku melihat kau di
balik punggungmu. Tapi yang perlu kau tau. Semua itu sudah membuatku senang.
Kamu, yang bisa membuatku salah tingkah dalam hitungan detik.
Apa kau tahu? pertanyaan-pertanyaanmu terkadang bisa
membuatku salah tingkah. Aku ingat, saat itu kita berada di tempat yang sama,
di gedung tepat di depan fakultas kita. Saat itu kau bertanya padaku tentang
salah seorang teman seangkatanku.
kau bilang "Kira-kira dia
mau nggak ya sama aku?"
lalu, ku jawab enteng
pertanyaanmu "Dekati aja mas, trus tanya "mau nggak sama aku",
gituuu"
"Paling ya nggak mau.
Lawong aku udah tua." Katamu sambil memainkan daun kering yang jatuh di
tanah.
Lalu kau bertanya lagi padaku
"Kalo kamu La? Mau sama aku?"
Sontak aku terdiam, bingung
dengan pikiranku. Tapi belum sempat ku jawab, kau sudah mengeluarkan kata-kata
lagi "Pasti yo gak gelem awakmu La,"Sampean wes tuwek ngunu mas,
mas" ngunu yo La? hehehe*"
Karena aku masih bingung dan
salah tingkah, kujawab saja dengan senyuman. Aku tahu, kau sedang bercanda saat
itu. Tapi jika kau benar-benar bertanya tentang itu padaku, sebenarnya aku tak
ingin menjawab dengan senyuman, tapi ingin ku jawab "Iya".
Bukan hanya itu, celetukanmu
terkadang juga bisa membuatku salah tingkah. Pernah, kita membahas tentang akun
twitter, kau bilang kau juga punya akun twitter.
"punya twitter tah mas? iya
tah?" kataku sambil melihatmu penuh selidik. Aku tahu kau tak punya,
karena aku sudah mencarinya.
Tiba-tiba kamu nyeletuk begitu
saja "Kayaknya ini anak udah nyari twitterku, waahhh jangan-jangan kamu
juga sering lihatin Fbku." Skak Mat! Kenapa celetukanmu persis seperti
yang kulakukan selama ini. Ya, aku memang sering melihat akun facebookmu,
melihat foto-foto yang kau upload. Rasanya aku seperti maling yang sedang
tertangkap basah oleh pemilik rumah saat itu.
Dan
kemarin, lagi-lagi kau membuat jantungku berdegup kencang. Aku ingat, kau tiba-tiba
dengan serius bertanya padaku “Mulai kapan La kamu suka sama aku?”
Aku tertawa,
tapi sebenarnya jantungku berdetak kencang. Mukaku berubah merah padam. Kau
benar-benar tahu bagaimana membuat situasiku skakmat, serba salah, dan salah
tingkah.
Kamu, yang tak
ingin kumiliki.
Sungguh, aku tak
ingin memilikimu. Mengagumimu saja sudah terasa cukup. Cukup membuat hariku
berwarna, cukup membuat hidupku tidak datar-datar saja. Kau tahu kenapa? Karena
saat aku melihatmu diam-diam, aku merasa sedang bersembunyi. Takut kau
melihatku saat aku sedang memandangimu. Laiknya aku sedang bermain petak umpet
denganmu, dan aku tak ingin kau tahu persembunyianku. Aku menikmatinya.
Kamu, yang
selalu ku nikmati kehadirannya.
Sepertinya aku
harus meminta maaf sekali lagi. Maaf, karena akhir-akhir ini semua orang
bergurau tentang kamu dan aku. Sungguh aku tak ingin mereka melakukan itu.
Sebenarnya aku malu, malu, jika kau tahu aku memang mengagumi dan menyukaimu.
Aku juga takut, takut kau akan menjauh setelah kau tahu rasa kagum dan sukaku.
Jujur, aku suka dekat-dekat denganmu. Kau bisa membawa tawa dalam kediamanku.
Aku menikmati kehadiranmu sebagai kawanku. Aku menikmati semua candaan yang kau
lontarkan saat kita sedang berbicara. Tolong, jangan menjauh karena kagumku.
Kau
tahu? Rasanya sakit ketika kau sedang mengagumi seseorang lalu kau merasa di
hempasakan. Jatuh. Bukan, ini bukan salahmu. Kau tak pernah salah dalam keadaan
ini. Aku yang salah, karena aku memulainya. Dan seharusnya, aku juga
mengakhirinya. Agar kau tak merasa terganggu, agar kau masih merasa nyaman jika
kau berjalan melewatiku. Takkan ada lagi yang memandangimu diam-diam, atau
menjelajahi akun facebookmu tiap hari. I quit. I quit being your admirer, agar
kau bahagia dan tak pernah tahu bahwa aku menyukaimu.
Untukmu….
Pengakuan
dari hatiku..
Aku
tak menginginkan balasan cinta dari dirimu. Yang kuingin biarkan aku
mengagumimu dengan caraku sendiri.
Tolong,
jangan beranjak pergi. Jangan berubah, tetaplah jadi seorang kawan, kakak, dan
sahabat yang baik seperti dulu. Tetaplah menyapaku, tersenyum seperti sebelum
kau tahu aku mengagumimu.
Karena
inginku hanya mengagumimu dalam diamku.
Wahh, tulisane rek... Lanjutkan dah...
ReplyDeleteLanjutkan, pro hati! :)
ReplyDelete(y)
ReplyDeleteterimakasih sudah memberi komentar :)
ReplyDelete