Sunday, June 23, 2013

Untukmu, dariku



Untukmu.
Pengakuan dari hatiku.

Kamu, yang telah menyita perhatianku lebih dari 3 semester.
Maaf karena sepertinya akhir-akhir ini aku menyusahkanmu, bahkan mungkin membuatmu malu dan enggan mengenalku. Sungguh, aku tak ingin melakukan itu. Jika aku bisa memilih, aku akan lebih memilih menikmati perasaan kagumku terhadapmu sendiri, tanpa berbagi kepada siapapun. 

Kamu, yang terkadang membuat pipiku merah padam.
Maaf, karena aku sudah lancang mengagumimu. Aku tahu, kau sudah berkasih. Berdua dengannya selama 5 tahun. Sungguh aku tak ingin merusak kebahagianmu. Aku hanya ingin mengagumimu, melihatmu diam-diam ketika kau lewat, atau menjelajahi tiap sudut akun facebookmu tanpa sepengetahuanmu. Aku hanya ingin menikmati semua yg kulakukan diam-diam terhadapmu. Maaf juga, karena aku sering berjalan di belakangmu dan menatapmu senang, kagum, ah aku sendiri tak tahu harus kusebut apa rasa yang ada ketika aku melihat kau di balik punggungmu. Tapi yang perlu kau tau. Semua itu sudah membuatku senang.

Kamu, yang bisa membuatku salah tingkah dalam hitungan detik.
Apa kau tahu? pertanyaan-pertanyaanmu terkadang bisa membuatku salah tingkah. Aku ingat, saat itu kita berada di tempat yang sama, di gedung tepat di depan fakultas kita. Saat itu kau bertanya padaku tentang salah seorang teman seangkatanku.
kau bilang "Kira-kira dia mau nggak ya sama aku?"
lalu, ku jawab enteng pertanyaanmu "Dekati aja mas, trus tanya "mau nggak sama aku", gituuu"
"Paling ya nggak mau. Lawong aku udah tua." Katamu sambil memainkan daun kering yang jatuh di tanah.
Lalu kau bertanya lagi padaku "Kalo kamu La? Mau sama aku?"
Sontak aku terdiam, bingung dengan pikiranku. Tapi belum sempat ku jawab, kau sudah mengeluarkan kata-kata lagi "Pasti yo gak gelem awakmu La,"Sampean wes tuwek ngunu mas, mas" ngunu yo La? hehehe*"
Karena aku masih bingung dan salah tingkah, kujawab saja dengan senyuman. Aku tahu, kau sedang bercanda saat itu. Tapi jika kau benar-benar bertanya tentang itu padaku, sebenarnya aku tak ingin menjawab dengan senyuman, tapi ingin ku jawab "Iya".
Bukan hanya itu, celetukanmu terkadang juga bisa membuatku salah tingkah. Pernah, kita membahas tentang akun twitter, kau bilang kau juga punya akun twitter.
"punya twitter tah mas? iya tah?" kataku sambil melihatmu penuh selidik. Aku tahu kau tak punya, karena aku sudah mencarinya.
Tiba-tiba kamu nyeletuk begitu saja "Kayaknya ini anak udah nyari twitterku, waahhh jangan-jangan kamu juga sering lihatin Fbku." Skak Mat! Kenapa celetukanmu persis seperti yang kulakukan selama ini. Ya, aku memang sering melihat akun facebookmu, melihat foto-foto yang kau upload. Rasanya aku seperti maling yang sedang tertangkap basah oleh pemilik rumah saat itu.
Dan kemarin, lagi-lagi kau membuat jantungku berdegup kencang. Aku ingat, kau tiba-tiba dengan serius bertanya padaku “Mulai kapan La kamu suka sama aku?”
Aku tertawa, tapi sebenarnya jantungku berdetak kencang. Mukaku berubah merah padam. Kau benar-benar tahu bagaimana membuat situasiku skakmat, serba salah, dan salah tingkah.

Kamu, yang tak ingin kumiliki.
Sungguh, aku tak ingin memilikimu. Mengagumimu saja sudah terasa cukup. Cukup membuat hariku berwarna, cukup membuat hidupku tidak datar-datar saja. Kau tahu kenapa? Karena saat aku melihatmu diam-diam, aku merasa sedang bersembunyi. Takut kau melihatku saat aku sedang memandangimu. Laiknya aku sedang bermain petak umpet denganmu, dan aku tak ingin kau tahu persembunyianku. Aku menikmatinya.

Kamu, yang selalu ku nikmati kehadirannya.
Sepertinya aku harus meminta maaf sekali lagi. Maaf, karena akhir-akhir ini semua orang bergurau tentang kamu dan aku. Sungguh aku tak ingin mereka melakukan itu. Sebenarnya aku malu, malu, jika kau tahu aku memang mengagumi dan menyukaimu. Aku juga takut, takut kau akan menjauh setelah kau tahu rasa kagum dan sukaku. Jujur, aku suka dekat-dekat denganmu. Kau bisa membawa tawa dalam kediamanku. Aku menikmati kehadiranmu sebagai kawanku. Aku menikmati semua candaan yang kau lontarkan saat kita sedang berbicara. Tolong, jangan menjauh karena kagumku.

Kau tahu? Rasanya sakit ketika kau sedang mengagumi seseorang lalu kau merasa di hempasakan. Jatuh. Bukan, ini bukan salahmu. Kau tak pernah salah dalam keadaan ini. Aku yang salah, karena aku memulainya. Dan seharusnya, aku juga mengakhirinya. Agar kau tak merasa terganggu, agar kau masih merasa nyaman jika kau berjalan melewatiku. Takkan ada lagi yang memandangimu diam-diam, atau menjelajahi akun facebookmu tiap hari. I quit. I quit being your admirer, agar kau bahagia dan tak pernah tahu bahwa aku menyukaimu.
Untukmu….
Pengakuan dari hatiku..
Aku tak menginginkan balasan cinta dari dirimu. Yang kuingin biarkan aku mengagumimu dengan caraku sendiri.
Tolong, jangan beranjak pergi. Jangan berubah, tetaplah jadi seorang kawan, kakak, dan sahabat yang baik seperti dulu. Tetaplah menyapaku, tersenyum seperti sebelum kau tahu aku mengagumimu.
Karena inginku hanya mengagumimu dalam diamku.

4 comments: