Sunday, June 23, 2013
Tragedi Mei 1998
Saya memang bukan mahasiswa yang akan ikut demonstrasi ketika harga BBM naik, atau demonstrasi terhadap pemerintahan -yang katanya- carut marut, demonstrasi melawan para koruptor yang bisa melenggang bebas meski ia sedang dipenjara. Tapi ketika saya melihat Video tragedi Mei 15 tahun lalu, saya merinding, pasti. Melihat betapa gigihnya mahasiswa untuk memperjuangkan reformasi, menantang peluru-peluru dari pistol para militer, menerjang gas air mata yang disemprotkan untuk mendorong mundur para mahasiswa. Merinding mendengar cerita dari ibu korban yang kehilangan anaknya karena tragedi itu. Merinding melihat video Jogja plaza yang terbakar -atau mungkin dibakar- yang berisi puluhan jiwa yang tidak bersalah, bahkan ada banyak anak kecil disana. Dan tragedi itu seharusnya membuat kita sadar. Banyak jiwa yang terenggut disana, dan seharusnya kita menghargai pengorbanan mereka. Pengorbanan berpuluh-puluh nyawa hanya untuk memperjuangkan reformasi. Seharusnya hari ini kita -mahasiswa- juga harus bisa menghargai perjuangan mereka. Bukan dengan membakar fasilitas publik hanya untuk menunjukkan aksi protes kita, bukan dengan menjarah toko-toko dengan atas nama mahasiswa, tapi dengan berusaha menjadikan negara kita lebih baik, menjadikan negara kita lebih maju jauh dari 15 tahun yang lalu.
Sepenggal video dari kesaksian para orang tua korban dan korban tragedi Mei 1998 disaat Jogja Plasa terbakar. Semoga video itu bisa memberi kita pelajaran berharga, untuk membuat Indonesia lebih baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment