Ini sudah bulan ke sebelas aku
sendirian, bukan sendiri dalam arti kata yang sebenarnya. Yup, aku seorang
single. Seorang gadis yang tak punya lelaki spesial dalam hidupnya. Bukan,
bukannya aku tak ingin jatuh cinta lagi, aku ingin jatuh cinta, sangat ingin
malahan. Tapi sekalipun, aku tak pernah tahu bagaimana harus memulai jatuh
cinta. Apa aku harus membuka hatiku kepada setiap pria yang mendekat? Atau aku
harus memaksakan hatiku berdetak kencang dengan pria manapun?
Sepertinya, aku memang harus
memulainya, entah dengan siapapun. Aku harus jatuh cinta. Tapi hingga detik
ini, aku masih mengingatnya –lelaki yang terakhir kali ada dihatiku-, mengingat
kenangan tentang kami. Mengingat semua yang pernah ia beri, meski hanya pelukan
hangat ketika aku menangis. Tidak, aku tak pernah mengharap ia kembali.
Percayalah. Aku hanya merindukannya,
merindukan segala sesuatu yang kami jalani, merindukan amarahnya ketika aku
keras kepala terhadap sesuatu, seperti ketika aku kehujanan dan tak pernah mau
memakai jas hujan. Atau amarahnya ketika aku susah tertidur dan terjaga hingga
larut malam. Aku juga merindukan pesan singkatnya yang hanya berisi “jangan
lupa makan”, kau tahu? Lelaki yang mendekatiku tak pernah bersikap seperti itu,
mereka hanya menanyaiku, “Sedang apa?”, “Sudah makan?” atau “Sudah mandi?” itu
terdengar biasa bukan?
Lalu, bagaimana aku harus jatuh
cinta? Sedangkan hatiku masih merindukannya. Tapi aku sudah tak menginginkan
dia kembali. Aku hanya perlu sikapnya, bukan sosoknya. Tanpa sadar, aku meginginkan
lelaki seperti dia. Yang jarang berkata “Aku cinta kamu”, yang seringkali lupa
untuk mengirimkan kabar, atau mengtakacuhkanku ketika dia benar-benar sibuk,
tapi dia seringkali ada ketika aku membutuhkannya, dia sering memelukku ketika
aku menangis ataupun marah, dia membuatku merasa nyaman didekatnya, dia sering
mengajakku pergi meski ia bersama teman-temannya, dan aku merasa dibutuhkan.
Itu sudah membuat hariku menjadi indah.
Sudahlah, dia hanya masa lalu. Sekarang
aku hanya ingin jatuh cinta, kepada lelaki yang bisa membuatku salah tingkah,
lelaki yang bisa membuat pipiku bersemu merah, atau lelaki yang bisa membuatku
menunggu kehadirannya meski hanya berupa pesan singkat, atau dia yang bisa
membuat hatiku terasa hangat hanya dengan melihat senyumannya, dan aku ingin
lelaki yang mencintaiku dengan tulus, apa itu berlebihan? Kurasa tidak.
No comments:
Post a Comment