Tuesday, May 14, 2013

Ini Tentang Aku, Bukan Kamu ataupun Dia



Ini sudah bulan ke sebelas aku sendirian, bukan sendiri dalam arti kata yang sebenarnya. Yup, aku seorang single. Seorang gadis yang tak punya lelaki spesial dalam hidupnya. Bukan, bukannya aku tak ingin jatuh cinta lagi, aku ingin jatuh cinta, sangat ingin malahan. Tapi sekalipun, aku tak pernah tahu bagaimana harus memulai jatuh cinta. Apa aku harus membuka hatiku kepada setiap pria yang mendekat? Atau aku harus memaksakan hatiku berdetak kencang dengan pria manapun?
Sepertinya, aku memang harus memulainya, entah dengan siapapun. Aku harus jatuh cinta. Tapi hingga detik ini, aku masih mengingatnya –lelaki yang terakhir kali ada dihatiku-, mengingat kenangan tentang kami. Mengingat semua yang pernah ia beri, meski hanya pelukan hangat ketika aku menangis. Tidak, aku tak pernah mengharap ia kembali. Percayalah.  Aku hanya merindukannya, merindukan segala sesuatu yang kami jalani, merindukan amarahnya ketika aku keras kepala terhadap sesuatu, seperti ketika aku kehujanan dan tak pernah mau memakai jas hujan. Atau amarahnya ketika aku susah tertidur dan terjaga hingga larut malam. Aku juga merindukan pesan singkatnya yang hanya berisi “jangan lupa makan”, kau tahu? Lelaki yang mendekatiku tak pernah bersikap seperti itu, mereka hanya menanyaiku, “Sedang apa?”, “Sudah makan?” atau “Sudah mandi?” itu terdengar biasa bukan?
Lalu, bagaimana aku harus jatuh cinta? Sedangkan hatiku masih merindukannya. Tapi aku sudah tak menginginkan dia kembali. Aku hanya perlu sikapnya, bukan sosoknya. Tanpa sadar, aku meginginkan lelaki seperti dia. Yang jarang berkata “Aku cinta kamu”, yang seringkali lupa untuk mengirimkan kabar, atau mengtakacuhkanku ketika dia benar-benar sibuk, tapi dia seringkali ada ketika aku membutuhkannya, dia sering memelukku ketika aku menangis ataupun marah, dia membuatku merasa nyaman didekatnya, dia sering mengajakku pergi meski ia bersama teman-temannya, dan aku merasa dibutuhkan. Itu sudah membuat hariku menjadi indah.
Sudahlah, dia hanya masa lalu. Sekarang aku hanya ingin jatuh cinta, kepada lelaki yang bisa membuatku salah tingkah, lelaki yang bisa membuat pipiku bersemu merah, atau lelaki yang bisa membuatku menunggu kehadirannya meski hanya berupa pesan singkat, atau dia yang bisa membuat hatiku terasa hangat hanya dengan melihat senyumannya, dan aku ingin lelaki yang mencintaiku dengan tulus, apa itu berlebihan? Kurasa tidak.

No comments:

Post a Comment