Ini kisahku beberapa hari yang lalu.
Aku bertemu dengannya, lelaki berkaos hitam dengan
celana pendek jeans hitam. Ia berjalan memasuki ruangan sempit toko aksesoris
itu. “Mogi Mogi” namanya. Aku melihatnya, suka. Itu kata pertama yang
kuucapkan. Aku menyukainya. Padahal hari itu pertama kali kita bertemu.
Kukira ia sendirian, ternyata seorang gadis
berjilbab berjalan mengekorinya. Kecewa? Pasti.
Ternyata dia sudah berkasih, dan kulihat lagi kekasihnya. Tidak cantik, tapi bening. Kulit tangannya seperti seorang keturunan china. Hanya itu yang bisa kugambarkan. Aku tak peduli dengan siapa dia datang saat itu. Yang kupedulikan hanya bagaimana aku bisa menikmati wajahnya dalam hitungan menit ini. Aku berpindah tempat duduk, bukan untuk orang-orang yang lewat agar lebih leluasa berjalan, tapi untukku sendiri agar aku bisa lebih mengagumi wajahnya. Dan dia mempesona.
Ternyata dia sudah berkasih, dan kulihat lagi kekasihnya. Tidak cantik, tapi bening. Kulit tangannya seperti seorang keturunan china. Hanya itu yang bisa kugambarkan. Aku tak peduli dengan siapa dia datang saat itu. Yang kupedulikan hanya bagaimana aku bisa menikmati wajahnya dalam hitungan menit ini. Aku berpindah tempat duduk, bukan untuk orang-orang yang lewat agar lebih leluasa berjalan, tapi untukku sendiri agar aku bisa lebih mengagumi wajahnya. Dan dia mempesona.
Kugunakan 10 menit yang berharga itu dengan terus
mencuri pandang kepadanya. Melihatnya diam-diam. Mengekori punggungnya
kemanapun ia berjalan dalam ruangan itu. Aku benar-benar tak menghiraukan
kekasihnya yang mungkin akan marah jika tahu kekasihnya sudah menjadi bahan
tatapanku saat itu. Tapi aku tak peduli.
Lalu, dia berjalan mendekat untuk memilih jam
tangan. Dan kau tahu jam tangan apa yang ia beli? Jam tangan pasang. Satu untuk
kekasihnya dan satu lagi untuknya. Aku benar-benar iri. Lalu dia bertanya
tentang sesuatu kepada perempuan penjual arloji, aku tidak benar-benar bisa
mendengar apa yang ia bicarakan. Suaranya terdengar lirih. Dan yang kutahu dia
tertawa karena penjual arloji tak tahu bagaimana memutar jam tangan itu dengan
baik. Lalu dia tertawa. Aku tertawa. Tak sengaja mata kami beradu. Hatiku
berdebar. My heart seems to stop beating.
Dan saya bahagia meski hanya melihat senyumnya, menikmati wajahnya, dan tak tak
pernah tahu namanya. Hari itu aku mendapatkan 10 menit terbahagia selama aku
sudah tak berdua.
Kepada lelaki 10 menit
yang
sudah membuat jantungku berdebar kencang
Kau
membuat 10 menitku di hari itu mnyenangkan.
Hmmmmmm, sapa yah kira2 lelaki berkaos hitam tsb??
ReplyDeleteHeheeee...
Follow blog ku yah...
yang pasti bukan sampean :p
ReplyDeleteokeoke, followed done :)
punyaku nggak difollow juga? ck ck ck