Sunday, May 13, 2012

Untuk kekasihku....


Untuk Kekasihku.
Lelaki yang membuat aku jatuh hati

Kekasih..
Aku ingat, saat pertama kita bertemu. Tak ada rayuan mesra, tak ada kata puitis, atau apapun yang romantis. Hanya ada jabatan tangan dan saling menyebut nama. Setelah itu? Biasa saja.
Aku ingat, saat itu kau ingin mengajakku jalan, bukan karena kau suka aku, tapi karena kau malu pada temanku. Ya, saat itu kita bertemu di kost’an temanku. Ah, saat itu aku menolak ajakanmu, “ aku tak enak meninggalkan temanku.” Kataku. Akhirnya kita mengobrol disitu saja. Di bawah pohon belimbing depan kosan. Taukah? Pohon itu masih bertengger di depan kosan. Kau ingat? Aku yakin jawabnya “tidak”. Itulah kamu.
Tak pernah mengingat sesuatu yang kecil. Beda denganku. Aku saja masih ingat baju yang kau pakai saat itu. Baju hitam “zero” milikmu yang masih sering kau pakai sampai saat ini.

Kekasih..
Ingatkah? Setelah itu kita menjalin hubungan. Bukan pacar atau sejoli yang sedang kasmaran, tetapi sebagai seorang teman. Kita saling bertukar cerita. Sering aku berkisah tentang kekasihku. Ingat? Saat itu aku punya kekasih. Tapi kau tak pernah berkisah tentang hidupmu. Aku yang mendominasi percakapan.
Aku ingat, kita sering bercanda lewat sms. Aku tertawa geli tiap kau lontarkan kata-kata lucu. Saat itu, aku benar-benar bahagia. Oiya, kamu tau apa kesan pertama saat aku mengenalmu? Baik, manis, pintar, dan datar. Setelah itu aku tau kamu itu lucu, meski sifat datar tak pernah hilang dari dirimu sampai saat ini. Tapi, itulah kamu, dan aku mulai memahaminya. Meski itu tetap saja sulit, karena aku bukan orang yang datar-datar saja.

Kekasih..
Aku ingat, selang beberapa bulan aku berpisah dengan kekasihku yang pernah kuceritakan padamu. Lalu, aku berganti kekasih lagi, berpisah, berganti lagi, berpisah lagi, hingga akhirnya, aku sadar. Sepertinya aku sedang jatuh cinta. Ternyata benar, aku jatuh cinta padamu, ya padamu. Aku juga tak pernah tau kenapa aku bisa jatuh cinta, padahal pertemuan kita hanya beberapa kali, dan itupun singkat, bukan? Aneh memang, tapi itulah cinta !!
Aku ingat, sejak saat itu aku terus saja mengganggumu, mengirimimu sms dan kau membalasnya. Ah, hatiku berdebar jika aku ingat itu.
Aku ingat, suatu hari kau pernah menggodaku dengan panggilan sayang, dan kau tau apa yang ku lakukan saat itu? Aku melonjak kegirangan. Hatiku semakin berdebar. Tanpa pikir panjang, aku memutuskan sesuatu yang mengubah hidupku. Aku bilang “ aku mencintaimu, apa kau ingin jadi pacarku?” tapi aku tak berani berucap di depanmu. Aku terlalu takut, takut patah hati.

Kekasih..
Aku ingat, beberapa hari setelah jadian, kau mengajakku keluar. Bukan untuk nonton film, bukan pula untuk candle light dinner, tapi untuk nonton futsal. Itulah pertama kali kau memboncengku sejak pertemuan kita. Setelah itu, kita makan. Bukan di tempat yang romantis, bukan di tempat yang mewah, melainkan warung sederhana di jalan Riau. Meski sederhana, aku suka. Kau membawa bahagia untukku.
Aku ingat, di tempatmupun kita duduk agak berjauhan, tak saling bicara, atau bergandeng tangan. Hanya menonton televisi, dan akhirnya kau tidur dan aku juga.

Kekasih..
Aku ingat, awal kita jadian, ku rasa bahagia. Tak pernah ada pertengkaran, tapi semakin hari, pertengkaran itu semakin sering. Kita bertengkar, lalu memaafkan, bertengkar, maafkan, dan pertengkaran itu membuat hatiku semakin tak bisa lepas darimu. Hingga suatu malam, tepat beberapa hari setelah hari jadi kita yang pertama. Aku memulai pertengkaran. Aku berkata kasar padamu. Kau sangat marah saat itu, ingat? Ponselmu sampai kau matikan. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku mencoba meminta maaf, tetap tak berhasil. Kau seperti batu karang yang kokoh. Aku bersedih saat itu. Seharian aku tak makan, karena aku merasa tak lapar. Aku masih saja menangis. Kau benar-benar keras. Itulah kamu. Keras bagai batu karang. Tapi aku harus jadi ombak, agar aku bisa meluluhkan kerasnya hatimu.

Kekasih..
Sekarang, kita bertengkar lagi. Bukan karena aku yang menuntut perhatian, atau karena kecuekanmu. Kita bertengkar karena (lagi-lagi) aku yang memulainya. Karena keingintahuanku tentang menghilangkan status di jejaring sosial hingga mengakibatkan hilangnya status itu. Kau marah dan mengganti statusmu menjadi “single”. Aku benar-benar merasa bodoh saat itu. Aku menyesal. Jika waktu bisa diputar, akan ku ulang lagi ke masa itu, agar tak ada pertengkaran antara kita, agar kita bisa saling bergandeng tangan, agar kita tak menjadi bisu ketika bertemu.

Kekasih..
Taukah? Aku benar-benar mencintaimu, menyayangimu, tulus dari hatiku. Aku tak ingin kita berpisah. Aku tak ingin kita bertengkar. Aku ingin kita bisa menjalani sisa hidup bersama, dalam kasih, sayang, dan cinta.
Aku tau, kau tak akan bisa bersikap romantis, karena kau tak bisa. Kalau kau tak bisa romantis, biar aku yang jadi romantis. Jika kau tak bisa mengucap cinta setiap hari, biar aku yang berkata “ aku mencintaimu “ setiap hari. Jika kau tak bisa mengirim sms tiap hari, biar aku yang lakukan.
Kekasih..
Meski kita berbeda, aku ingin Cinta menyatukan kita, membuat kita saling mengisi kekurangan. Bukan memisahkan, atau membeda-bedakan
Akan aku lakukan apa yang tak bisa kau lakukan, asalkan kau selalu di sisiku, asalkan kau mencintaiku, asalkan kau sisakan ruang di hatimu untukku. Karena aku menCINTAimu.

2 comments: